Penulis : Amaldjati
Penyunting : Irfan Maulana
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Fasilitas olahraga yang terletak di tengah kota tidak mudah ditemui. Kota Solo merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olahraga di tengah kota, yaitu Stadion Sriwedari. Stadion ini terletak di sisi selatan jalan Slamet Riyadi yang menjadi jalan protokol kota Solo. Stadion Sriwedari merupakan salah satu bangunan cagar budaya di kota Solo yang dikelola oleh pemerintah kota Surakarta.
Stadion Sriwedari didirikan pada masa kolonial, tepatnya pada tahun 1932. Proses pembangunan stadion ini dimulai dengan menunjuk Mr. Zeylman sebagai perancang stadion, R. Ng. Tjondrodiprojo sebagai pelaksana pembangunan, dan Kebon Raja untuk lokasi pembangunan. Dalam pengerjaannya Stadion Sriwedari memerlukan 8 bulan pengerjaan dan menghabiskan biaya hingga 30.000 gulden. Stadion ini dilengkapi oleh berbagai fasilitas seperti tribun yang mengelilingi lapangan dan lampu untuk menerangi lapangan pada malam hari. Bisa dikatakan bahwa stadion Sriwedari merupakan stadion terdepan pada masanya. Hal tersebut membuat stadion ini dijadikan Monumen PON pertama yang dilaksanakan di Kota Solo. Dapat dikatakan bahwa stadion ini menjadi saksi bisu perkembangan olahraga di Indonesia.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Stadion Sriwedari masih berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat hingga sekarang Dalam pemanfaatannya di masa sekarang tidak jauh berbeda dengan masa awal bangunan ini didirikan, yaitu digunakan untuk kegiatan olahraga seperti pertandingan sepak bola dan atletik. Selain itu stadion ini juga sering digunakan untuk upacara dan kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah kota Surakarta maupun pihak swasta. Masih aktifnya stadion ini untuk kegiatan publik, menjadikan Stadion Sriwedari masih terawat secara baik dan dapat bertahan hingga kini.
Selain pemanfaatan yang telah disebutkan di atas, terdapat pemanfaatan lain yang dapat dimaksimalkan dari bangunan cagar budaya satu ini, yaitu membuat museum di dalam Stadion Sriwedari. Pembuatan museum di dalam stadion mampu menceritakan sejarah melalui benda-benda bersejarah yang pernah digunakan dalam momen-momen penting di Stadion Sriwedari, seperti PON I 1946, Kompetisi Perserikatan 1930-an, dan Para Games VI 2011. membuat museum yang berada di dalam stadion ini dapat menjadi daya tarik tersendiri, karena belum ada stadion di Indonesia yang memiliki museum di dalamnya.
Selain museum, pemanfaatan lain yang dapat dilkukan oleh pengelola Stadion Sriwedari adalah melakukan tur untuk menjelajahi tiap sisi dari stadion ini. Dimana setiap sisinya memiliki cerita bersejarah. Pengunjung dalam turnya dapat bermain bola ataupun merasakan cabang olahraga lainnya di dalam stadion, hal ini dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk datang dan menikmati tur Stadion Sriwedari.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020
Pengelolaan Stadion Sriwedari sebagai bangunan cagar budaya dapat kita lihat dalam Pasal 1 Ayat 21 UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dimana dalam pengelolaan cagar budaya dilakukan secara terpadu untuk kesejahteraan rakyat. Melalui UU ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa cagar budaya haruslah dikelola secara maksimal oleh pemangku kepentingan untuk kepentingan rakyat. Dimana dalam pemanfaatannya masyarakat mendapatkan edukasi mengenai cagar budaya yang merupakan aset penting bagi bangsa.
Daftar Pustaka
Al’alawi, Muhammad Ajib. 2018. Sejarah Persepakbolaan di Surakarta : Dari Perkembangan Sampai Pembangunan Stadion Sriwedari 1920-1948. Jurnal Prodi Ilmu Sejarah. Vol.3, (4), 417-429.
Rizki, Ardian Nur. 2019. Sriwedari, Stadion Bersejarah yang Nihil Gairah. Diakses dari https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/212666/PSH/190224/sriwedari-stadion-bersejarah-yang-nihil-gairah pada tanggal 6 September 2020
Comentarios