top of page
#FieldNotes

Kanibalisme Prasejarah di Tanah Eropa

Penulis : Hamzah Ali

Penyunting : Irfan Maulana


Gambar 1. Illustrasi Kanibalisme berjudul Cannibalism oleh Mauricio Anton


Masih ingat dengan Sumanto? Pria kelahiran Pelumutan, Jawa Tengah yang pernah menggegerkan Indonesia lantaran memakan daging mayat pada tahun 2003 silam. Diketahui, dia sudah memakan daging dari 2 mayat sebelum tertangkap. Kejadian memakan daging sesamanya ini disebut dengan kanibalisme. Alasan Sumanto melakukan kanibalisme disebabkan antara dua hal, yaitu untuk mempelajari ilmu hitam atau memang mengidap kelainan jiwa. Walaupun tidak sesering kanibalisme hewan, kanibalisme manusia sudah banyak didokumentasikan baik pada masa prasejarah dan masa sejarah. Salah satu bukti tertua praktik kanibalisme yang dilakukan manusia dapat ditemukan di gua Gran Dolina, Spanyol.


Gambar 2. Gran Dolina (Sumber:Pablo Blazquez Dominguez / Stringer / Getty Images)


Bukti adanya aktivitas kanibalisme di gua Gran Dolina dapat dilihat dari tulang manusia berusia 780 ribu tahun dari enam individu yang ditemukan di gua Gran Dolina. Sisa-sisa tulang manusia yang ditemukan di tempat ini diasosiasikan dengan aktivitas perburuan manusia lain, lalu membawa jasad mereka ke dalam gua untuk dimakan daging dan sumsum tulang mereka. Manusia paleolitik yang diasosiasikan dengan temuan ini adalah Homo antecessor. Homo antecessor adalah manusia yang hidup pada Paleolitik Bawah antara 1,2 juta hingga 700 ribu tahun yang lalu di Inggris, Perancis dan terutama Spanyol di Eropa Barat. Saat ditemukan dalam penggalian ekplorasi di gua Gran Dolina, sisa-sisa tulang manusia ini ditemukan berserakan dan bercampur dengan sisa-sisa tulang hewan dan alat-alat batu. Selain itu, terdapat bekas eksploitasi berupa bekas goresan alat batu pada tulang-tulang manusia tersebut yang sama dengan bekas goresan alat batu pada tulang-tulang hewan yang ditemukan di tempat yang sama serta bekas tulang yang dipecahkkan, mungkin untuk mengambil sumsum tulang di dalamnya. Tidak ada bentuk aktivitas ritual yang bisa diamati dari temuan ini sehingga motif mencari makan merupakan alasan aktivitas kanibalisme terjadi di gua Gran Dolina.


Proses penjagalan daging manusia seperti ini bisa merupakan ritual defleshing, yaitu membersihkan daging dari jenazah sebelum dikubur atau memang merupakan bentuk kanibalisme. Perbedaan antara kedua aktivitas ini bisa dibedakan dengan membandingkan bekas eksploitasi tulang manusia dengan tulang-tulang non-manusia yang ditemukan di sekitarnya dan bagaimana tulang tersebut ditemukan. Tulang akibat ritual defleshing akan memiliki pola penempatan dan pengaturan tertentu layaknya ketika kita menguburkan orang yang sudah mati, sedangkan apabila hanya dikonsumsi semata, maka perlakuan tulang akan mirip dengan tulang-tulang hewan yang biasa dikonsumsi di tempat tersebut. Pada gua Gran Dolina, sisa-sisa tulang manusia ditemukan berserakan dan bercampur dengan sisa-sisa tulang hewan dan alat-alat batu lainnya. Penelitian lain mengenai perbedaan antara kanibalisme dan ritual defleshing pada empat situs arkeologi di Inggris dan Serbia menemukan bahwa perbedaan bekas goresan dan potongan pada tulang manusia antara kanibalisme dan ritual defleshing dapat dilihat pada frekuensi, distribusi dan karakteristik micromorphometric goresan tersebut.



Gambar 3a dan 3b. Bekas Goresan Tulang Manusia di Gran Dolina (Sumber : Yolanda FernaAndez Jalvo et al.)


Selain Homo antecessor di Spanyol, manusia eropa lainnya yang diketahui melakukan praktik kanibalisme adalah Homo neanderthalensis atau Neanderthal. Secara fisik, pola makan Neanderthal adalah omnivora, seperti manusia modern. Tetapi untuk sisi karnivora, protein dari daging hewani merupakan mayoritas makanan mereka, mengingat mereka merupakan pemburu ulung yang mampu berburu mammoth dan badak. Tetapi sisi karnivora Neandhertal tidak hanya dari memakan daging hewan, melainkan juga memakan daging sesamanya. Kanibalisme Neanderthal dirumuskan setelah para peneliti menemukan tulang-tulang Neanderthal dengan bekas goresan alat batu, sama seperti yang berada di Gran Dolino, Spanyol. Tulang-tulang Neanderthal dari berbagai situs mulai dari Combe-Grenal dan Abri Moula di Perancis, Krapina di Kroasia, Gua Goyet di Belgia dan Grotta Guattari di Italia semuanya ditemukan dengan tanda bekas alat-alat batu.


Gambar 4. Situs Abri Maula (Sumber: dstirk/flickr https://www.flickr.com/photos/dstirk/3797988535)


Analisis tulang dari Abri Moula di Prancis khususnya, tampaknya menunjukkan kanibalisme dipraktikkan di sini. Bekas goresan alat batu pada tulang memiliki bekas yang mirip dengan aktivitas penjagalan. Kemudian di Cueva del Sidron di Spanyol Utara, para ilmuwan telah menemukan bukti yang menunjuk kanibalisme 12 individu Neanderthal yang kemungkinan dilakukan oleh kelompok Neanderthal lain yang hidup di dekat wilayah mereka. Menurut Carles Lalueza-Fox dari Institute of Evolutionary Biology di Barcelona, 12 ​​individu yang terdiri dari tiga anak berusia antara dua hingga sembilan tahun, tiga remaja, dan enam orang dewasa tampaknya telah dibunuh dan dimakan dagingnya, kemudian tulang dan tengkorak mereka dibelah untuk diambil sumsum, lidah dan otaknya untuk dikonsumsi.



Kasus lain kanibalisme Neanderthal juga ditemukan di gua Goyet di Belgia, dimana para peneliti menemukan bukti bahwa Neanderthal tidak hanya mengkonsumsi kuda atau rusa, tetapi juga Neanderthal lain. Tulang Neanderthal yang ditemukan di gua Goyet terdiri dari bayi yang baru lahir, seorang anak dan empat orang dewasa berusia sekitar 40.000 tahun yang lalu. Tulang tersebut menunjukkan adanya bekas aktivitas pemotongan dan pemecahan pada tulang yang bertujuan untuk mengambil sumsum di dalamnya. Kecenderungan kanibalistik manusia pada Paleolitik ini dapat dijelaskan untuk mencegah dan menjauhkan hewan pemakan bangkai dan bau busuk dari area tempat tinggal, sebagai bentuk tindakan perang, atau alasan sederhana seperti hanya untuk makanan, terutama pada masa-masa paceklik atau musim dingin dimana makanan sulit didapat.

 

Daftar Pustaka

  1. FernaAndez Jalvo, Y.; Diez, J. C.; Caceres, I.; Rosell, J. (1999). "Human cannibalism in the Early Pleistocene of Europe (Gran Dolina, Sierra de Atapuerca, Burgos, Spain)". Journal of Human Evolution

  2. Rosas, A.; Bastir, M.; Martínez-Maza, C. (2006). "Paleobiology and comparative morphology of a late Neandertal sample from El Sidrón, Asturias, Spain". Proceedings of the National Academy of Sciences.

  3. Yravedra, J.; Yustos, M. ( 2015). "Cannibalism in the Neanderthal world: an exhaustive revision". Journal of Taphonomy.

  4. Bello, S. M.; Wallduck, R.; Dimitrijevic, V.; Zivaljevic, I.; Stringer, C. B. (2016). “Cannibalism versus funerary defleshing dan disarticulation after a period of decay: comparisons of bone modifications from four prehistoric sites”. American Journal of Physical Anthropology.

  5. Scott, G. R.; McMurry, S. (2014). “Part III - The Delicate Question: Cannibalism in Prehistoric and Historic Times”. An Archaeology of Desperation: Exploring the Donner Party’s Alder Creek Camp. 219.

  6. Tempo Co. (2003). “Warga Purbalingga Histeris Saksikan Rekonstruksi Pemakan Mayat”. Retrieved from (https://nasional.tempo.co/read/1228/warga-purbalingga-histeris-saksikan-rekonstruksi-pemakan-mayat)

  7. The Times. (2013). "We’ll have our neighbours for dinner – raw". Retrieved from (https://www.thetimes.co.uk/article/well-have-our-neighbours-for-dinner-raw-99hcww56jd9)

  8. Phys.Org. (2016). “The Caves That Prove Neanderthals Were Cannibals”. Retrieved from (https://phys.org/news/2016-12-caves-neanderthals-cannibals.html)



173 views0 comments

Comments


bottom of page